melas kah nasib jakarta

Setelah masyarakat Indonesia digemparkan dengan rencana perpindahan ibu kota yang semula bertempat di Jakarta, kini pusat kota dari sebuah negara tersebut berencana untuk dipindahkan ke kota lain di Kalimantan Tengah, yaitu Palangka Raya. Lalu, bagaimana nasib ‘mantan’ ibu kota Indonesia, Jakarta?

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, menilai pemindahan ibu kota negara ke Palangkaraya tidak akan berdampak signifikan terhadap perkembangan bisnis properti yang ada di Jakarta. Momen tersebut justru memiliki dampak positif untuk bisnis properti Jakarta karena tidak akan lagi terpengaruh oleh kondisi politik.

“Kalau Jakarta hanya menjadi kota bisnis, itu akan lebih bagus, karena dia tidak terpengaruh oleh tensi politik, demo, dan segala macam,” terang Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch dikutip lewat Tempo.co.

Selain itu, menurut Ali Tranghanda, tak hanya Jakarta yang memperoleh keuntungan, tapi juga Palangkaraya. Dengan menjadi ibu kota negara yang baru, perekonomian di Palangkaraya akan meningkat. “Peningkatan pasar properti akan berpindah ke Palangkaraya dan akan menguntungkan kota itu,” ujarnya.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang. Ia menilai pemindahan ibu kota ini ‎tidak akan berdampak signifikan terhadap kegiatan ekonomi dan bisnis yang ada di Jakarta. Hal tersebut dikarenakan kota Jakarta dikenal sebagai pusat dari kegiatan bisnis dan jasa yang ada di Indonesia.

“Saya rasa sih nggak (berdampak), karena memang Jakarta ini kan sudah terlanjur menjadi kota bisnis. Tetap animo masyarakat untuk datang ke jakarta untuk berwisata juga cukup tinggi,” ujar Sarman Simanjorang sebagai Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta.

Sarman Simanjorang juga berpendapat, bahwa yang berubah dari kota Jakarta sebagai ‘mantan’ Ibu Kota Indonesia adalah jumlah populasi penduduk saat siang hari. Sebab, selama ini banyak pekerja baik di pemerintahan maupun swasta yang tinggal di kota-kota penyanggah ibu kota yang berlokasi di sekitar Jakarta seperti Depok, Tangerang, Bekasi, dan sekitarnya, namun bekerja di pusat kota Jakarta.

“Paling-paling yang sedikit berkurang yaitu masalah populasi, mungkin populasi di siang hari. Kalau di malam hari tidak begitu pengaruh. Karena selama ini pekerja di Kakarta cukup besar, dan mereka tinggal di daerah-daerah penyangga. Tapi kalau dari sisi minat investasi di Jakarta tidak terpengaruh, karena ini kan menjadi pusat bisnis,” ungkap Sarman Simanjorang.

Selain itu, masalah kemacetan yang setiap hari terjadi di Jakarta diyakini akan dapat berkurang. Dengan populasi yang berkurang, maka pergerakan kendaraan di ibu kota juga akan menurun. “Kalau sekarang kan pusat pemerintahan di Jakarta, sekarang jumlah mobil pemerintah, pengusaha, dan orang-orang yang mengurus izin di Jakarta itu besar sekali. Tapi kalau itu dipindahkan ke pinggiran jakarta, dari segi biaya akan lebih murah, dampaknya ke investor juga akan lancar,” ‎jelasnya.

Jadi, bagi Anda yang berbisnis pada area Jakarta dan sekitarnya, sesunguhnya Anda tidak perlu khawatir karena perputaran ekonomi Jakarta dan sekitarnya akan tetap semarak